Jangan Rampas Mental Dan Masa Depan Anak Dengan Memaksakan Kehendak Orang Tua 

Anak sering kali kehilangan mental dan masa depan karena keinginan orang tua. Anak menjadi bingung akan masa depannya akan seperti apa. Karena dari kecil sudah dipaksakan untuk mengikuti keinginan orang tua yang sebenarnya anak tidak menyukai hal itu. Sekalipun orang tua berpikir memilih yang terbaik untuk anak, tapi belum tentu anak akan menikmati itu. Justru anak bisa saja melakukannya dengan terpaksa dan anak menjadi stres. Yang akibatnya anak menjadi kehilangan arah tujuan dan tidak memiliki cita cita untuk masa depan. 

Jangan Rampas Mental Dan Masa Depan Anak Dengan Memaksakan Kehendak Orang Tua 

Bahkan dari sejak sekolah dasar masih banyak orang tua yang tidak menyadari telah merampas mental dan masa depan seorang anak. Dengan memberi tekanan bahkan menghukum anak apabila mendapatkan salah satu nilai ujiannya dibawah rata-rata. Padahal orang tua bisa memberi pengertian dan mensupport untuk anak walaupun salah satu nilai ujian dari pelajarannya di sekolah dibawah rata-rata. Itu hanyalah sebuah nilai ujian bukan hal yang bisa menentukan masa depan si anak. 

Kita tidak pernah tahu bila masa depan anak adalah menjadi seorang musisi hebat yang nilai fisikanya tidak berarti. Atau menjadi seorang atlet sepak bola internasional yang lebih mementingkan fisik daripada nilai kimia nya. Jadi jangan rampas mental dan masa depan anak dengan keinginan kita sebagai orang tua. Semua anak memiliki kelebihannya masin -masing. Justru sebagai orang tua yang baik harus tahu betul dimana anak memiliki potensi yang besar untuk diasah lagi agar anak lebih mudah menggapai cita – cita dan masa depannya. 

Itulah peran orang tua yang sebenarnya. Bukan ketika anak sudah disekolahkan, semua diserahkan kepada guru disekolah seperti karakter, mental dan masa depan si anak. Anak akan lebih banyak belajar dari orang tua mengikuti kebiasaan. Kebiasaan yang orang tua terapkan di rumah dari sana sangat kuat karakter anak bisa terbentuk. Sehingga peranan orang tua itu lebih jauh lebih penting. Dan sekolah hanyalah sebuah sarana semata untuk membantu mengsah potensi anak.