Menjilat Ludah Sendiri Sudah Menjadi Tradisi Di Masyarakat Indonesia

Jika kita perhatikan di Indonesia, masyarakatnya memang sedikit unik. Bukan sedikit unik, tapi sangat unik. Banyak orang-orangnya yang sotoy atau sok tahu. Selain itu, mereka juga cenderung tidak berpikir panjang sehingga mudah dalam memberikan statement, pernyataan, yang dimana tidak memiliki dasar dan bukti yang kuat. Tapi mereka berani memberikan segala pernyataan itu, dan membagikan kepada orang banyak. Sehingga bisa menggiring orang untuk mempercayai hal yang belum tentu benar adanya. Ada baiknya untuk mengecek dulu kebenaran dari informasi yang didapatkan.

Menjilat Ludah Sendiri Sudah Menjadi Tradisi Di Masyarakat Indonesia

Banyak karena orang-orang yang memiliki darah panas, atau mudah tersulut emosi. Membuat orang banyak berpikir pendek. Mudah terbakar. Dan banyak dari mereka yang belum menerima informasi sampai dengan selesai. Atau hanya mendengar informasi dari orang asing yang belum tentu benar adanya berita yang disampaikan. Orang menjadi mudah marah, dan tanpa berpikir panjang langsung berkoar-koar melepaskan emosinya. Langsung memberikan pernyataan dan statement yang mengandung unsur SARA. 

Dan akhirnya karena tindakan mereka yang terburu-buru membuat mereka menjadi objek atau sasaran dari orang-orang. Dan dengan mudah orang melaporkannya kepada pihak yang berwajib karena memberikan ujaran kebencian. Dan sekarang para pihak berwajib dengan cepat dan tangkas menangkap dan memproses orang-orang yang dengan sengaja dan dengan kesadaran penuh menyebarkan ujaran kebencian. Dan setelah tertangkap, barulah orang tersebut akan minta maaf. 

Berusaha untuk bisa menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan, dan meminta untuk berdamai. Pada ujung-ujungnya hanya bisa membuat klarifikasi dan meminta maaf dengan di mediasi. Dan ini membuktikan bahwa orang-orang lebih senang menjilat ludah sendiri. Sudah terbukti karena banyak sekali kasus seperti ini. Yang awalnya sangat percaya diri mengatakan ini itu di media sosia. Kemudian ujung-ujungnya meminta maaf pada publik dan mengaku khilaf atau tidak sadar. Atau dalam pengaruh orang lain. Mau sampai kapan orang-orang akan bersikap seperti itu? Belajarlah untuk lebih bijaksana dan bertanggung jawab akan pernyataan dan sikap yang kita keluarkan.